PENGALAMAN SEMESTER 4
Nama : Ardita Sukma
NIM : 12001186
Semester : 5
Bismillahirahmannirrahim Assalamu’alaikum warahmatullah Wabarakatuh, saya Ardita Sukma mahasiswa yang akan duduk di semester lima. Di sini saya sakan menceritakan pengalaman saya di semester lalu tepatnya di semester empat, awal masuk semester empat ini mulai adanya berita kuliah tatap muka (offline) tentunya semester ini saya merasa menjadi maba karena belum pernah kuliah seperti ini. Semester baru ini menjadi kabar kembira karena kampus telah kembali membuka perkuliahan tatap muka, tentunya dengan pra-syarat dan prokes yang wajib dipatuhi. Saya sendiri lebih menyukai perkuliahan secara offline dibandingkan online. Alasannya, karena kita menjadi mahasiswa bukan saja untuk mendapatkan ilmu, tapi lebih dari itu.
Misalnya saja relasi, pengalaman yang didapat melalui berbagai kegiatan kampus, dan banyak hal lainnya yang tidak melulu ilmu yang harus di dapat dari pelajaran di dalam kelas. Maka dari itu, dalam tulisan ini saya ingin membagikan sedikit cerita pengalaman saya mengikuti kuliah offline di hari pertama setelah sekian lama belajar secara online. Suasana Pembelajaran Di Kelas Sebelum masuk kuliah, saya dan beberapa orang teman berbincang-bincang tentang kabar bahwa kampus akan melakukan pembelajaran secara offline untuk mahasiswa semester lama. Ada rasa deg-degan, tapi juga antusias, ada rasa takut kalau-kalau dosennya galak dan terlalu ketat aturan, dan banyak kekhawatiran juga kecemasan yang dirasa.
Kemudian, di hari perkuliahan di mulai, hal pertama yang membuat saya merasa sangat nostalgia adalah suasana kelas. Ketika pertama kali memasuki kelas setelah sekian lama, rasanya saya seperti kembali menjadi seorang mahasiswa baru (MABA). Meja dan kursi yang tertata dan kemudian dipenuhi oleh kawan-kawan sesama mahasiswa. Rasanya menyenangkan bisa kembali saling jumpa dan sapa di kelas dengan kawan-kawan setelah sekian lama tidak berjumpa. Ada yang berbeda antara pejumpaan di kelas dengan perjumpaan di luar kelas. Bisa dibilang ketika di kelas, ada rasa senasib sepenanggungan sebagai sesama mahasiswa dengan segala suka dan dukanya. Hal berikutnya yang membuat saya merasa nostalgia adalah saat-saat diajar dosen. Sangat berbeda suasana yang dirasakan antara diajar secara online dan offline. Bagi saya pribadi, mengikuti kuliah secara offline lebih menyenangkan dan lebih membuat saya paham dibanding kuliah online.
Ada rasa nostalgia ketika kembali melihat dosen di depan menjelaskan, dengan spidol di tangan dan mencorat-coret papan tulis putih yang terpampang di depan kami. Atau ketika menjelaskan dengan menggunakan proyektor dan ppt yang ditampilkan di kelas Ketiga, interaksi dosen dan mahasiswa selama pembelajaran. Hal yang saya sadari perbedaannya antara kuliah offline dan online adalah dalam hal interaksi. Selama saya mengikuti perkuliahan online, yang menjadi kekurangan terbesarnya ialah dari segi interaksi. Bisa dibilang interaksi yang terjadi antara dosen dan mahasiswa sangat sedikit ketika online, terlebih dari sisi dosen sendiri tidak bisa memantau apakah mahasiswanya benar-benar mengikuti perkuliahan ataukah tidak. Beda halnya dengan mengikuti kuliah offline, interaksi antara dosen dan mahasiswa jauh lebih baik. Bahkan kalaupun ada mahasiswa yang tidak telalu menyimak perkuliahan, dosen dapat dengan mudah melihatnya dan membuat interaksi dengan mahasiswa tersebut, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal.
Karena ini masih awal masa perkuliah, mungkin “teman yang banyak tanya” belum muncul keberadaannya. Namun, tak dapat dipungkiri, di kelas manapun itu selalu ada saja teman yang banyak tanya dengan pertanyaan yang bikin pusing. Dalam dunia akademik tentu itu hal baik, tapi bagi mahasiswa yang membuat makalah dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan baik, tentu akan terkesan tidak menyenangkan. Kelabakan, bingung, dan grogi mungkin akan dirasakan. Selama online sendiri, banyak mahasiswa yang aktif berpastisipasi dalam sebuah diskusi, tapi tentunya rasanya akan sama sekali berbeda dengan diskusi yang terjadi secara tatap muka langsung di kelas. Saya sendiri selama mengikuti kegiatan perkuliahan online merasa, bahwa diskusi yang terjadi menggunakan media online tidak seinteraktif diskusi yang terjadi ketika di kelas secara tatap muka. Maka dari itu, mungkin kehadiran “teman yang banyak tanya” akan cukup menyenangkan untuk di nanti di semester kali ini ketika perkuliahan kembali dilaksanakan secara tatap muka.
untuk mahasiswa semester lama perkuliahan tidak sepenuhnya dilaksanakan secara offline. Semua kembali pada keputusan dosen pengajar itu sendiri. Di awal perkuliahan, kami ditawarkan, apakah memilih offline, online, atau blended. Saya sendiri lebih memilih offline. Namun, tidak dapat dipungkiri pula banyak yang menginginkan pembelajaran secara online. Pastinya ada banyak kelebihan yang didapat ketika pembelajaran secara online dilakukan. Mulai dari waktu dan tempat yang fleksibel, hemat bensin karena tidak perlu datang ke kampus, hemat uang juga karena tidak perlu keluar uang untuk cetak tugas, bisa dibarengi melakukan kegiatan lain, dan lain sebagainya. Namun, tidak dapat dipungkiri pula, belajar bukan sekadar mengetahui sesuatu atau menambah wawasan semata. Sebab, jika memang demikian, mbah Google jauh lebih pantas kita jadikan guru dibanding para pengajar di dunia akademik, karena ia jauh lebih tahu banyak hal. Tapi kan tidak! Karena guru bukan sekedar orang yang memberi kita wawasan, tapi guru adalah sebagaimana ungkapan Jawa menjabarkannya orang yang digugu lan ditiru, yaitu orang yang pantas kita ikuti dan percaya ucapannya dan kita teladani tindak tanduknya. Maka dari itu, kita datang ke kampus adalah untuk menjadi manusia yang lebih baik baik dari segi pengetahuan, moral, akhlak, sikap, dan pengalaman-pengalaman.
TIPS KULIAH MENJADI EFEKTIF DARI SAYA
1. Tiba sesuai jadwal
Ini sangat kritis dan harus diperhatikan oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan karakter dosen masing-masing berbeda dan memiliki aturan yang banyak. Ada orang yang memaafkan penundaan dan mereka yang tidak memaafkan penundaan sama sekali. Datang tepat waktu memberi Anda penampilan yang positif dan membantu Anda merasa lebih tenang dan tidak terburu-buru.
2. Selalu Aktif Bertanya Aktif
Ini sangat signifikan dalam dunia perkuliahan online dan offline. Keaktifan bertanya atau bereaksi terhadap materi baik presentasi kelompok maupun dosen akan memberikan nilai tambah dan menjadi bahan pertimbangan dosen dalam memberikan evaluasi akhir. Menjadi tertarik pada perkuliahan memiliki efek positif, seperti meningkatkan minat pada diri sendiri, menawarkan wawasan, dan meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum dengan baik dan benar.
3. Bangun suasana tenang dan kondusif
Jika kita sebagai siswa dapat memantau interaksi yang tidak perlu dilakukan di dalam kelas, seperti mengobrol dengan teman, bermain gadget, dan lain sebagainya, lingkungan kelas yang tenang dan kondusif dapat dibangun. Jangan tidur, menguap, melamun selama kuliah, dan tidak memperhatikan. Ini dapat memengaruhi semangat belajar kita. Ingat, bukan berarti tertidur di kelas untuk menciptakan lingkungan yang kondusif ya sobat.
KITA HARUS BISA MENYELESAIKAN MASALAH SEPERTI INI
1. Mudah Lelah dan Malas
Ketika merasa penat, saat mengerjakan tugas kuliah badan dan pikiran akan terasa mudah lelah. Selain itu, ketika ingin mengerjakan sesuatu maka akan merasa malas karena pikiran sudah kalut dan terasa banyak beban.
2. Merasa Salah Jurusan
Banyak mahasiswa yang merasa salah jurusan ketika sudah mulai berada di pertengahan kuliah, seperti di semester III atau V. Saat mulai stress menghadapi tugas yang mulai menumpuk, mahasiswa akan sering merasa bahwa ia salah jurusan dan menyesali pilihannya untuk berkuliah di jurusan tersebut.
3. Tidak Maksimal
Selain menjadi merasa mudah lelah dan malas, burn out pada mahasiswa juga mengakibatkan performa dalam mengerjakan tugas atau projeknya menjadi asal-asalan dan tidak maksimal. Hal ini dikarenakan lelah mental dan fisik yang sangat tinggi sehingga tidak mudah fokus dan berkonsentrasi dalam tugasnya.
4. Mudah Sensitif
Mahasiswa menjadi mudah sensitif ketika merasakan burn out. Terlebih jika memiliki masalah pribadi dengan teman atau keluarganya, maka akan mudah sensitif jika disinggung mengenai progress tugasnya. Hal ini umum ditemui pada mahasiswa tingkat akhir yang mulai galau memikirkan tugas akhirnya.
CARA MENGATASI MASALAH YANG SERING TERJADI
1. Membuat Skala Prioritas
Mahasiswa memiliki tugas yang beragam, mulai dari paper hingga projek skala besar. Belum lagi, jika mahasiswa sedang aktif di organisasi, ikut kepanitiaan, bahkan bekerja lepas atau mempunyai usaha, maka tugas mahasiswa akan menjadi semakin banyak. Membuat skala prioritas salah satu cara agar terhindar dari masalah ini. Ketika dirasa pekerjaan sudah mulai menumpuk, maka mencoba menyortir dan membuat perencanaan tugas adalah cara yang efektif untuk menentukan tugas mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Tidak hanya itu, pekerjaan yang sifatnya tidak memiliki urgensi tinggi bisa dikerjakan belakangan atau didelegasikan. Mengingat mahasiswa yang memiliki tugas berkelompok, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan dan mendelegasikan tugasnya kepada teman kerjanya.
2. Kerjakan Sebisanya
Salah satu masalah yang membuat mahasiswa burn out adalah ketika ia memiliki perasaan ingin menjadi perfeksionis pada setiap pekerjaan dan tugasnya. Terkadang dari masalah ini membuat mahasiswa menjadi lambat dalam mengerjakan progress tugasnya dan berujung pada tugas yang menumpuk. Dari tugas yang menumpuk ini akan membuat mahasiswa menjadi lelah pikiran. Cara untuk mengatasi hal ini adalah, mencoba untuk menjadi realisitis dan mengerjakan tugas sebisanya. Bukan berarti, kita tidak memberikan hasil yang terbaik, namun lebih kepada kerjakan apa yang ada. Tugas lebih baik dikerjakan dan selesai, daripada menunggu ingin sempurna dan berujung tidak kunjung selesai dan menjadi beban baru.
3. Melepas Emosi
Emosi yang menumpuk di kepala juga menjadi salah satu penyebab burn out. Setiap orang punya cara yang berbeda dalam melepaskan emosinya. Ada yang bercerita kepada orang terpercaya, menyanyi lagu dengan keras, hingga menulis buku harian. Apapun caranya, untuk melepas burn out sebaiknya mencoba untuk melepas emosi dengan cara masing-masing. Dengan melepas emosi, pikiran akan menjadi lebih segar dan rileks untuk mengerjakan hal baru.
4. Mengubah Gaya Hidup
Mahasiswa bisa mencoba hal baru dalam hidupnya untuk mengatasi masalah ini. Jika biasanya seharian hanya berpacu pada tugas, maka mahasiswa bisa mencoba kegiatan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, seperti berolahraga, menulis jurnal, atau melukis. Kegiatan ini bisa dilakukan secara rutin setiap hari agar menjadi jeda mahasiswa dalam mengerjakan tugas.
5. Piknik Kecil
Jika masa perkuliahan masih berlangsung dan belum ada waktu libur. Mahasiswa bisa melakukan piknik atau rekreasi kecil-kecilan. Rekreasi ini tidak perlu dilakukan ke luar kota dan dilakukan berhari-hari. Cukup piknik di teras rumah atau berjalan-jalan ke taman kota cukup untuk meredakan lelah pikiran akibat tugas yang menumpuk.
6. Ambil Cuti
Jika dirasa masalah ini sudah sangat akut dan tidak bisa dihindari, maka mengambil cuti adalah jalan terakhir. Sebelum mengambil cuti, pastikan sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dosen dan orang tua. Saat cuti kuliah, mahasiswa bisa berlibur dan rehat sejenak dari tugas yang ada. Selain itu, ketika mengambil cuti kuliah, mahasiswa bisa mengatur ulang pola dan gaya hidup agar bisa lebih seimbang ketika sudah masuk kuliah kembali. Tetapi ingat cuti bukan lah hal yang mudah untuk mengembalikan suasana semula minus nya kita sudah terlambat dari teman-teman yang awalnya masuk Bersama dengan kita. Salah satu cara yang efektif selain masalah ekonomi hanya mencoba untuk menjalani dengan ikhlas saja, tanpa kita sadari kita sudah melewati masalah yang sangat berat tadinya.
SEDIKIT CERITA DI BULAN JULI DAN PESAN UNTUK KALIAN
Masih banyak lagi hal yang akan saya ceritakan, disaat bulan Juli, ibu dan saudara berangkat ke Pontianak tanpa sepengetahuan saya ketika sudah sampai dirumah, saya tidak ada dirumah karena saya mempunyai jadwal masuk kuliah pagi dan Ketika saya pulang kerumah pastinya saya kaget karena saya benar-benar tidak mengetauhinya di saat kami semua benar-benar senang Bahagia tentunya, tuhan pun memberikan peringatan kepada kami dengan cara keponakan saya, cucu ibu saya, anaknya abang saya tiba-tiba sakit kejang sebanyak dua kali, dan kami bawa pertama ke klinik kemudian siangnya masih kambuh lagi kejangnya kemudian di bawa dirumah sakit Mitra Medika Pontianak. Disana kami mebinap selama tiga hari dua malam, dan alhamdulillah saat hari ketiga sudah diperbolehkan pulang, disini kita bisa mengambil pelajaran bahwa Bahagia itu hanya sesaat, tetaplah mengingat tuhan dalam keadaan apapun. Rumah say aitu air PDAM belum masuk dan ibu saya memutuskan untuk sumur bor saja karena apa, karena jika dirumah tidak ada air segalanya susah untuk di lalukan meskipun harganya cukup mahal tetapi jika di banding membeli air 2000 lt dengan harga 75.000,00 sudah sangat mahal sekali bagi saya yang hidup jauh dari orang tua dan di situ pun tanpa ada keluarga, jadi bagi kalian yang masih dekat dengan keluarga banyak lah bersyukur, mengeluh itu wajar karena kita manusia tetapi harus sewajarnya saja.
SEDIKIT SAYA BERCERITA KEMBALI MENGENAI PERJUANGAN ORANG TUA DAN KEHIDUPAN SAYA
Apalagi saya memiliki orangtua yang sudah tidak lengkap lagi itu hal yang sangat berat bagi saya, banyak orang yang tidak paham bagaimana rasa beratnya Ketika orang tua sudah tidak ada salah satunya. Disini saya akan bercerita sedikit mengenai hal yang membuat saya patah semangat, saya di semester ini tidak merasakan kasih sayang seorang ayah yang menjadi peran kedua setelah ibu di dalam kehidupan saya. Setiap anak perempuan pasti memiliki sosok lelaki pertama yang dicintainya. Dan lelaki ini biasanya adalah ayah. Laki-laki pertama yang memelukmu erat dan memberimu kasih sayang selayaknya orangtua pada umumnya. Semakin kamu tumbuh besar, ayah juga makin protektif. Hal ini juga yang akan menghadirkan rasa patah hati ketika dia meninggalkanmu. Perasaan sedih sudah pasti akan melanda seseorang yang ditinggalkan. Apalagi kalau kematian ayah terjadi secara mendadak sehingga membuatmu tidak siap menerima kenyataan. Merupakan hal yang wajar jika kamu merasa syok. Dan jika kesedihan ini tidak segera diatasi, maka akan berkembang mejadi depresi. Meski kadang berpikir jika marah itu tidak masuk akal, tapi sayangnya hal ini juga sering dirasakan. Emosi memuncak ketika melihat keluarga lain utuh, harmonis, dan bahagia. Pada akhirnya, kamu berusaha meredakan emosimu karena tak memiliki salah apa pun terhadap keluargamu.
Tanpa kehadiran orang tua yang utuh di hidup ini jadi terasa berbeda mungkin jadi lebih terasa berat untukku hal-hal yang terjadi begitu mudah kita lakukan kini terasa lebih berat dan dari biasanya kenyataan bahwa orang tua harus lebih dulu berpulang merupakan bentuk ujian tersendiri dan itu terjadi karena sang penggenggam kehidupan yakin bahwa kita bisa melewati ujian seperti ini buat orang lain bangga di sana dengan kedewasaanmu saya masih punya tugas di kehidupan ini masih ada banyak pekerjaan dan tanggung jawab yang harus saya lakukan di kehidupan ini lanjutkan kehidupan sebaik mungkin lakukan dengan terbaik di hidup ini buat hidup hidup saya berarti dan buat orang tua saya di sana bangga kepada saya.
Apa yang sudah hilang dari saya pasti akan ada gantinya saat orang tersayang pergi yakinlah masih akan ada orang-orang baru yang akan menyayangi kita melewati ujian ini tidak bisa disepelekan kehilangan pergi memang meninggalkan luka yang mendalam hanya saya sendiri yang paling mengerti kesedihan melanjutkan hidup saya dengan lebih baik untuk meratapi semua yang telah terjadi di tempat pernah tidak ingin melanjutkan kuliah karena pikiran kacau lemah dan sudah patah semangat untuk menjalani hidup kedepannya tanpa sosok seorang ayah tapi mau jual lagi salah satu penyemangat saya sekarang adalah ibu saya yang sangat kuat dan tangguh menutupi kesedihannya karena Ibu tidak mau melihatkan kesedihannya di depan anak-anaknya penguat yang kedua ayah saya membelikan rumah untuk saya kuliah di masa hidupnya hal itulah yang membuat saya bangkit lagi dengan semangat untuk membuat kedua orang tua Saya bangga dengan hasil saya kalau ikut dari pikiran memang benar-benar tidak kuat menjalani ini semua namun jika jika hal ini terus berlarut-larut dalam kesedihan juga tidak ada selesainya. Setiap orang yang meninggal akan disertai dengan adanya orang lain yang ditinggalkan, untuk setiap orangtua yang meninggal akan ada anak-anak yang ditinggalkan. Pesan untuk anak selain saya tetap menjadi anak yang kuat ya tanpa ada kata Lelah tetaplah melangkah kamu dan aku pasti bisa.
Sempat merasa jatuh di saat melakukan kuliah di semester ini, dan teman-teman saya juga merasakan perubahan pada diri saya dikarenakan biasanya saya tidak pernah mengumpulkan tugas yang wakunya sedikit lama tidak seperti biasanya atau tidak seperti semester yang lalu dimana semangat yang aslinya utuh sudah tidak utuh semulanya, tidak mudah merelakan kepergian seorang yang kita cintai untuk pergi selamanya apalagi ini adalah ayah dan saya juga anaj perempuan yang sangat manja kepada ayah saya, andaikan saya tau umur ayah saya tidak akan saya berlebihan manja karena ketika kehilangan sangatlah berat, namun saya menguatkan diri saya karena saya masih mempuyai adik yang juga butuh kasih sayang dari kedua orang tua dan dari kakak-kakak nya dan juga dia masih membutuhkan bimbingan yang baik untuk kedepannya, hal itu sudah saya pikirkan karena saya tau kehilangan orang tua di masa umur yang masih belum bis berpikir dengan dewasa itu bisa merusak mental anak yang saya takutkan terjadi kepada adik saya. Dia masih membutuh kan kasih sayang yang tulus dan perhatian yang penuh untuk dirinya. Dan alhamdulillah sekarang dia sudah beranjak dewasa dan adek saya sekarang sedang menjalakan Pendidikan di pondok pesantren yang tidak jauh dirumah, meskipun adek say aini masih sering lah dikatakan menangsi karena rindu rumah, rindu ibuk, rindu saudaranya dan pastinya dia selalu nangis Ketika teringat sosok ayahnya yang sangat sering memanjakan anak bungsu yang selalu dianggap anak bayi oleh almarhum ayahnya.
HARAPAN DI SEMESTER YANG AKAN DATANG
Harapan yang sangat besar di semester yang akan datang yaitu lebih mudah memahami keterangan dan bisa mendapatkan IPK yag lebih meningkat dari IPK sebelumnya, Semester baru perkuliahan biasanya pasti akan memberikan sebuah semangat baru bagi seorang mahasiswa. Mata kuliah baru akan menimbulkan rasa penasaran dan ingin segera mempelajarinya. Indeks prestasi semester sebelumnya juga akan menjadi pemacu untuk segera dapat memperbaikinya di semester selanjutnya. Semangat baru dan keinginan itu akan memunculkan harapan-harapan dan sebuah janji pada diri sendiri untuk lebih bersungguh-sungguh dalam menjalani masa kuliah dan mengurangi kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat. Harapan tersebut mungkin juga akan berkembang menjadi pencapaian-pencapaian yang ingin dicapai di semester yang akan dijalani. Aminnnn Yarabbal ‘alaminn
1. Mengerjakan Tugas Dengan Baik
Harapan semester baru: di semester baru berjanji akan mengerjakan tugas dengan baik dan sunggung-sungguh, mencari referensi yang sesuai dan dapat dipercaya, dan jika ada yang belum jelas segera bertanya kepada dosen atau teman yang dianggap lebih bisa.
2. Memperhatikan Saat Menerima Pelajaran
Harapan di semester baru: akan memperhatikan saat dosen menjelaskan agar bisa memahami setiap materi yang diberikan dan bertanya jika ada hal-hal yang masih belum jelas. Sehingga pada saat ujian akhir semester tidak akan mengalami kesulitan.
Kenyataan: mengabaikan tugas yang batas waktu pengumpulannya masih lama dan pada akhirnya menggunakan “sistem kebut semalam” dan hasilnya tentu akan kurang memuaskan.
3. Mengatur Kegiatan Sehari-Hari
Harapan di semester baru: membuat jadwal kegiatan sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi agar hidup lebih teratur.
4. Peningkatan Prestasi Akademik
Hal ini pasti sudah tak asing lagi bagi mayoritas kalangan pelajar. Setiap individu tentu ingin mencapai target dalam meningkatkan prestasi akademiknya, agar hasil yang diraih bisa berbuah peningkatan. Berbagai siasat pun bisa dilakukan salah satunya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas belajar. Atur porsi jam belajarmu secara terjadwal, kemudian manfaatkanlah waktu belajarmu seproduktif mungkin. Jagalah fokusmu pada hal yang sedang kamu pelajari itu, sehingga usahamu akan berbuah hasil yang maksimal.
5. Eksplorasi Diri Lebih Dalam
Diibaratkan gunung es dalam lautan. Masih banyak sekali potensi-potensi dalam diri tiap-tiap individu yang belum diketahui lebih dalam. Maka dari itu, dalam kesempatan baru inilah banyak di antara kalangan pelajar yang terus berusaha mengeksplorasi potensi diri mereka lebih dalam lagi. Menjadi pribadi yang berani dan penasaran untuk mencoba hal-hal baru, tertantang serta berminat aktif dalam mengikuti kegiatan organisasi maupun ekstrakurikuler sekolah, kamu bisa menggali potensi dirimu lebih mendetail lagi.
6. Lebih Bijaksana dalam Bersikap
Seiring naiknya tingkatan satuan pendidikan seorang pelajar, tentu setiap pelajar semakin dituntut untuk mendewasakan dirinya. Sering-seringlah mengintrospeksi dirimu sendiri, belajarlah dari kesalahan yang pernah kamu perbuat, pikirkanlah suatu hal sebelum bertindak dan mengambil keputusan, intinya sih kamu harus lebih bijaksana dalam menentukan sikap.
7. Kondisi Tubuh yang Selalu Sehat
Memiliki kesibukan belajar yang bisa disebut cukup padat tentu membuat para pelajar harus tetap menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan segar. Cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti buah-buahan dan sayur-mayur, lalu hindarilah sejenis makanan cepat saji dan juga berpengawet. Jangan lupa untuk tetap melakukan olahraga yang teratur agar tubuh kita kian bugar.
8. Pola Hidup yang Lebih Terarah
Menjalani kehidupan belajar mengajar yang serba teratur dan terjadwal tentulah menjadi idaman seluruh pelajar. Karena itulah tujuannya, agar hidup menjadi lebih terarah.
ALHAMDULILLAH SEKIAN CERITA PENGALAMAN DI SEMESTER EMPAT
DAN HARAPAN DI SEMESTER LIMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar